Home » » Pengamat: Pemerintah jangan Nafsu Berutang

Pengamat: Pemerintah jangan Nafsu Berutang

Written By C. SUkandi on Senin, 19 November 2012 | 15.55

Jakarta:Ekonom Universitas Gadjah Mada Sri Adiningsih mengungkapkan pemerintah cenderung berutang walaupun tidak membutuhkan ketika menerbitkan obligasi di akhir tahun. 

Hal tersebut terjadi karena kementerian/lembaga (K/L) yang seharusnya menyerap anggaran ternyata tidak mengeksekusi dengan baik. 

"Ini karena pemerintah sudah dapat izin dari DPR untuk menerbitkan surat utang sejumlah tertentu, jadi tidak lihat berapa kurangnya. Kita bisa-bisa utangnya besar, lebih besar dari yang dibutuhkan. Akhirnya ini jadi sisa anggaran di tahun depan," ungkap Sri ketika dihubungi, Senin (19/11). 

Surat utang dikeluarkan sebagai salah satu cara pemerintah menutup defisit anggaran. Ketika serapan anggaran K/L rendah, realisasi defisit tidak sebesar anggapan awal sehingga seharusnya pinjaman yang dilakukan pemerintah tidak perlu terlalu besar. 

Sri mengkritik K/L yang tidak mampu menyerap anggaran padahal sudah mengajukan di tahun sebelumnya. "Sayang juga menerbitkan utang dan tidak terserap. Bunganya juga mahal," cetusnya. 

Sayangnya, waktu penerbitan surat utang juga tidak bisa seenak hati. Sri mengatakan, penerbitan Samurai Bond yang jatuh di penghujung tahun tidak bisa disalahkan. 

"Kalau menerbitkan surat utang itu lihat pasar dan kebutuhan. Kalau di kuartal empat itu anggaran lebih banyak diserap, otomatis kebutuhan naik, ya bisa penerbitan. Selain itu harus lihat pasar. Kalau timingnya salah, bunganya bisa mahal," jelasnya. 

Ia menambahkan, dalam hal obligasi berdenominasi valas seperti Samurai Bond, ada risiko tambahan fluktuasi nilai tukar. 

Dengan diterbitkannya Samurai Bond, rasio utang pemerintah terhadap PDB bertahan rendah di 23,3%. Menurut Sri, rasio tersebut aman. Sebagai perbandingan, rasio utang Jepang mencapai di atas 200%. Rasio utang Indonesia juga di bawah rasio utang negara berkembang secara rata-rata. 

"Tapi ini tidak berarti kita bisa hura-hura. Jangan lupa, fiskal kita terbatas. SUN dan dana jangka pendek banyak dipegang asing. Ini bahaya karena berpotensi menjadi masalah kalau ada arus modal keluar," tutup Sri.
Share this article :

Posting Komentar

Jumlah Pengunjung

Flag Counter

how to make a gif
 
Support : Creating Website | Cecep Sukandi | Shafarisa
Copyright © 2013. Shafarisa - All Rights Reserved
Template Created by CV-SHAFARISA Published by Cecep Sukandi
Proudly powered by Blogger