Jakarta: Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia terus mendorong kerja sama bisnis dengan Singapura dan 58 perusahaan, maupun pembeli (buyer) yang telah bertransaksi dengan pihak Indonesia pasca Trade Expo Indonesia bulan lalu.
"Nilai transaksi para 'buyer' Singapura mencapai Rp1,5 triliun dan kami harapkan ini akan terus meningkat karena pelaku usaha dari Singapura sangat antusias berbisnis dengan pihak Indonesia," kata Ketua Kadin Komite Singapura, Iwan Dermawan Hanafi, di Jakarta, Rabu (14/11).
Selain berinvestasi, menurut Iwan, perusahaan-perusahaan Singapura mencari pemasok dari Indonesia. Menurutnya banyak dari mereka mencari beberapa komoditas seperti 'nut oil', buah-buahan, sayuran, teh, kelapa, gula dan produk olahan makanan dan minuman.
"Selain komoditas itu beberapa dari mereka tertarik pada bijih besi dan berniat membangun 'smelter'-nya, serta tertarik pada supplier Internet mobile content yang ada di Indonesia," paparnya.
Kesempatan untuk berbisnis, lanjut Iwan, terbuka lebar bagi pihak asing untuk melakukan transaksi dengan pihak Indonesia. Kegiatan promosi bisnis harus bisa tersosialisasi dengan baik.
"Kami dukung pemerintah untuk meningkatkan perdagangan dengan pihak luar. Konsep yang dilakukan selama ini melalui B to B (Business to Business) contact' sangat membantu kedua belah pihak untuk melakukan bisnis," ujarnya.
Iwan menilai, koordinasi antara Kadin, Kementerian, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan kedutaan besar harus bisa lebih dioptimalkan.
"Semua pihak harus bersinergi dan bekerja sama karena memiliki kapasitas yang penting dalam mendukung perdagangan dan investasi untuk Indonesia,"katanya.
Dia menambahkan pelaku usaha perlu kemudahan-kemudahan sehingga hambatan-hambatan yang ada selama ini semestinya bisa diminimalisasi baik untuk praktik perdagangannya maupun akses untuk melakukan investasi di Indonesia.
"Nilai transaksi para 'buyer' Singapura mencapai Rp1,5 triliun dan kami harapkan ini akan terus meningkat karena pelaku usaha dari Singapura sangat antusias berbisnis dengan pihak Indonesia," kata Ketua Kadin Komite Singapura, Iwan Dermawan Hanafi, di Jakarta, Rabu (14/11).
Selain berinvestasi, menurut Iwan, perusahaan-perusahaan Singapura mencari pemasok dari Indonesia. Menurutnya banyak dari mereka mencari beberapa komoditas seperti 'nut oil', buah-buahan, sayuran, teh, kelapa, gula dan produk olahan makanan dan minuman.
"Selain komoditas itu beberapa dari mereka tertarik pada bijih besi dan berniat membangun 'smelter'-nya, serta tertarik pada supplier Internet mobile content yang ada di Indonesia," paparnya.
Kesempatan untuk berbisnis, lanjut Iwan, terbuka lebar bagi pihak asing untuk melakukan transaksi dengan pihak Indonesia. Kegiatan promosi bisnis harus bisa tersosialisasi dengan baik.
"Kami dukung pemerintah untuk meningkatkan perdagangan dengan pihak luar. Konsep yang dilakukan selama ini melalui B to B (Business to Business) contact' sangat membantu kedua belah pihak untuk melakukan bisnis," ujarnya.
Iwan menilai, koordinasi antara Kadin, Kementerian, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan kedutaan besar harus bisa lebih dioptimalkan.
"Semua pihak harus bersinergi dan bekerja sama karena memiliki kapasitas yang penting dalam mendukung perdagangan dan investasi untuk Indonesia,"katanya.
Dia menambahkan pelaku usaha perlu kemudahan-kemudahan sehingga hambatan-hambatan yang ada selama ini semestinya bisa diminimalisasi baik untuk praktik perdagangannya maupun akses untuk melakukan investasi di Indonesia.
Posting Komentar