Home » » Penelitian: Media Sosial Untungkan Kepolisian

Penelitian: Media Sosial Untungkan Kepolisian

Written By C. SUkandi on Minggu, 09 Desember 2012 | 14.49

London: Lembaga kepolisian yang aktif di situs jejaring sosial dinilai memiliki hubungan yang lebih baik dengan warga.

Kelompok kajian kepolisian Uni Eropa, Composite, menyatakan bahwa lembaga kepolisian di sejumlah negara yang tidak memiliki akun sosial media, peran informasinya sering diambil alih akun tidak resmi. Contohnya, salah satu halaman Facebook tak resmi yang memuat berita tentang polisi di Berlin. Akun tak resmi itu  memiliki sedikitnya 15 ribu pengikut.

Dalam kajiannya, Tim Composite mewawancarai ahli teknologi informasi kepolisian di 13 negara Eropa termasuk Inggris, Belgia, Jerman, Belanda dan Spanyol.

"Pekerjaan polisi secara umum dan insiden spesifik menjadi bahan pembicaraan di sosial media," kata kordinator proyek riset, Dr Sebastian Denef, dari Institut Fraunhofer.

"Oleh karena itu, pertanyaannya adalah bukan, apakah sosial media pantas untuk polisi? tetapi bagaimana polisi bisa terlibat dan menuai keuntungan? Jika polisi tidak aktif di sosial media, yang lainnya akan mengisi kekosongan itu," tambahnya.

Karenanya, simpulan penelitian ini menganjurkan agal lembaga kepolisian harus berhubungan dengan masyarakat melalui sosial media.

"Sewaktu kerusuhan Inggris di musim panas 2011 dengan jelas mengindikasikan, selama masa krisis, polisi berhasil mendapatkan keuntungan yang besar dengan membangun koneksi dan memberikan pelatihan praktis di sosial media," demikian isi laporan itu.

"Suara dari polisi yang dikeluarkan melalui sosial media mendapat kepercayaan yang lebih tinggi, menggantikan informasi palsu yang tersebar di internet."

Sosial media juga lebih efektif dari media tradisional seperti media cetak untuk berkomunikasi dengan kaum muda.

"Kaum muda, kelas tidak berlangganan koran lokal lagi dan sering mendapatkan berita murni dari sosial media," katanya.

Composite juga menjelaskan bagaimana sosial media dapat membuat polisi menunjukkan ''sisi kemanusian'' karena nada informal yang diadaptasi dalam jaringan seperti Twitter dan Facebook.

"Sosial media bukan hanya panggilan untuk nada berbeda, juga bisa membuat petugas kepolisian berbicara tentang berita positif, emosi, budaya dan pengalaman sehari-hari kepolisian. Sebagai hasilnya, masyarakat menggambarkan dan menyambut polisi sebagai organisasi manusia yang dapat dipercaya," kata penelitian itu.

Asosiasi Kepala Kepolisian Inggris (ACPO) menyambut baik penelitian ini dengan menyebutnya sebagai bagian dari kebijaksanaan modernisasi kepolisian di Inggris.

"Semua kepolisian terhubung dengan jaringan sosial dalam beberapa tingkatan karena membuka pembicaraan dua arah dengan publik. Penggunaan sosial media kemungkinan besar akan terus berkembang dan, untuk keseimbangan, keuntungan dari media sosial yang digunakan oleh polisi lebih besar daripada kerugian,"  kata Gordon Scobbie dari ACPO. 
Share this article :

Posting Komentar

Jumlah Pengunjung

17844
Flag Counter

how to make a gif
 
Support : Creating Website | Cecep Sukandi | Shafarisa
Copyright © 2013. Shafarisa - All Rights Reserved
Template Created by CV-SHAFARISA Published by Cecep Sukandi
Proudly powered by Blogger