Jakarta: KONI Pusat mulai memperhatikan masalah perwasitan di Indonesia, selain menelaah kinerja dan juga kondisi kesejahteraan para pimpinan pertandingan dan lomba itu.
Wakil Sekjen II KONI Pusat Ganjar Razuni di Jakarta, Sabtu mengatakan, tanpa wasit takkan ada pertandingan sehingga perannya sangat penting dalam upaya peningkatan prestasi atlet.
"Makanya, kita harus memperhatikan masalah pembinaan wasit dan tingkat kesejahteraannya," ucapnya.
Hal itu dikatakan Ganjar Razuni dalam acara Penataran Wasit Nasional yangdigelar di Gadog, Cisarua, Jawa Barat pada 30 Nopember hingga 1 Desember 2012.
Dalam acara yang dihadiri 153 peserta yang berasal dari 51 induk organisasi olahraga (PB/PP) ini, KONI Pusat menampung kendala-kendala yang dihadapi PB/PP dalam meningkatkan kualitas wasit.
"Kita akan menginventarisasi kendala yang dihadapi dalam meningkatkan kualitas wasit," katanya.
Menurut Ganjar, masalah perwasitan di Tanah Air perlu mendapat perhatian serius dari semua pihak termasuk Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Jika kualitas dan kesejahteraan wasit ditingkatkan dipastikan akan menunjang peningkatan prestasi atlet.
"Maka KONI Pusat akan memperjuangkan adanya anggaran khusus dari pemerintah melalui APBN dan APBD untuk mewujudkan keinginan tersebut," jelasnya.
Bentuk peningkatan kualitas wasit tersebut bisa dilakukan melalui Diklat-diklat atau penataran yang dilakukan PB/PP ataupun mengirimkan wasit-wasit berkualitas untuk mendapatkan sertifikat internasional.
Sementara Ketua Bidang Mobilisasi Sumber Daya KONI Pusat, Erwin Ricardo Silalahi mengaku prihatin dengan semakin minimnya wasit Indonesia yang memiliki sertifikat internasional.
"KONI sangat prihatin melihat jumlah wasit Indonesia yang sangat minim memimpin pertandingan multi event seperti SEA Games, Asian Games dan Olimpiade," katanya.
Minimnya wasit yang bersertifikat internasional ini, kata Erwin, disebabkan dana yang dimiliki PB/PP sangat minim dan nyaris tidak ada untuk pembinaan terhadap wasit.
Hal ini, jelas Erwin, bisa berdampak merugikan atlet Indonesia dalam setiap mengikuti pertandingan. Apalagi, atlet yang turun di cabang olahraga tidak terukur dimana peran wasit sangat dominan dalam menentukan pemenang.
"Sudah sering terjadi atlet Indonesia dirugikan wasit dalam suatu pertandingan. Kalau kita memiliki banyak wasit bersertifikat internasional maka wasit negara lain akan sungkan membuat keputusan yang tidak fair," jelas Erwin
Wakil Sekjen II KONI Pusat Ganjar Razuni di Jakarta, Sabtu mengatakan, tanpa wasit takkan ada pertandingan sehingga perannya sangat penting dalam upaya peningkatan prestasi atlet.
"Makanya, kita harus memperhatikan masalah pembinaan wasit dan tingkat kesejahteraannya," ucapnya.
Hal itu dikatakan Ganjar Razuni dalam acara Penataran Wasit Nasional yangdigelar di Gadog, Cisarua, Jawa Barat pada 30 Nopember hingga 1 Desember 2012.
Dalam acara yang dihadiri 153 peserta yang berasal dari 51 induk organisasi olahraga (PB/PP) ini, KONI Pusat menampung kendala-kendala yang dihadapi PB/PP dalam meningkatkan kualitas wasit.
"Kita akan menginventarisasi kendala yang dihadapi dalam meningkatkan kualitas wasit," katanya.
Menurut Ganjar, masalah perwasitan di Tanah Air perlu mendapat perhatian serius dari semua pihak termasuk Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Jika kualitas dan kesejahteraan wasit ditingkatkan dipastikan akan menunjang peningkatan prestasi atlet.
"Maka KONI Pusat akan memperjuangkan adanya anggaran khusus dari pemerintah melalui APBN dan APBD untuk mewujudkan keinginan tersebut," jelasnya.
Bentuk peningkatan kualitas wasit tersebut bisa dilakukan melalui Diklat-diklat atau penataran yang dilakukan PB/PP ataupun mengirimkan wasit-wasit berkualitas untuk mendapatkan sertifikat internasional.
Sementara Ketua Bidang Mobilisasi Sumber Daya KONI Pusat, Erwin Ricardo Silalahi mengaku prihatin dengan semakin minimnya wasit Indonesia yang memiliki sertifikat internasional.
"KONI sangat prihatin melihat jumlah wasit Indonesia yang sangat minim memimpin pertandingan multi event seperti SEA Games, Asian Games dan Olimpiade," katanya.
Minimnya wasit yang bersertifikat internasional ini, kata Erwin, disebabkan dana yang dimiliki PB/PP sangat minim dan nyaris tidak ada untuk pembinaan terhadap wasit.
Hal ini, jelas Erwin, bisa berdampak merugikan atlet Indonesia dalam setiap mengikuti pertandingan. Apalagi, atlet yang turun di cabang olahraga tidak terukur dimana peran wasit sangat dominan dalam menentukan pemenang.
"Sudah sering terjadi atlet Indonesia dirugikan wasit dalam suatu pertandingan. Kalau kita memiliki banyak wasit bersertifikat internasional maka wasit negara lain akan sungkan membuat keputusan yang tidak fair," jelas Erwin
Posting Komentar