New York:Harga minyak berbalik lebih tinggi pada akhir perdagangan Jumat (30/11) atau Sabtu pagi Waktu Indonesia Barat, menjadi berakhir dengan kenaikan moderat menjelang akhir pekan meskipun kekhawatiran tentang negosiasi defisit di Washington meningkat.
Di New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari bertambah 84 sen menjadi ditutup pada 88,91 dolar AS per barel.
Di pasar London, minyak mentah Brent North Sea untuk kontrak Januari naik 47 sen menjadi menetap di 111,23 dolar AS per barel.
Para pedagang mengatakan, ada sedikit berita untuk menjelaskan harga lebih tinggi, yaitu menguatnya euro mencapai 1,30 dolar, merupakan salah satu kontributor minat beli.
Tetapi, pembicaraan "jurang fiskal" AS, yang bisa menyeret perekonomian terbesar di dunia itu ke dalam resesi pada tahun depan, jika Demokrat dan Republik tidak setuju pada rencana pemotongan defisit, terus membayangi perdagangan.
Para politisi di kedua pihak, Jumat, mengisyaratkan bahwa hal itu tidak akan menjadi sangat baik dalam pembicaraan, satu bulan sebelum batas waktu.
"Harga minyak mentah konsolidasi dalam kisaran baru-baru ini karena sinyal beragam dari AS tentang program jurang fiskal dan ketidakpastian yang sedang berlangsung tentang kondisi ekonomi zona euro," kata analis Sucden Financial Research, Myrto Sokou.
Di Eropa, data resmi yang diterbitkan Jumat menunjukkan pengangguran di zona euro mencapai rekor tertinggi pada Oktober, penyeret lain pertumbuhan di wilayah ini.
Di Lagos, kepala ExxonMobil Nigeria memperingatkan bahwa produksi minyak Nigeria akan turun 40 persen pada 2020 jika negara itu tetap melanjutkan usul kenaikan pajak dan royalti.
Usulan tersebut merupakan bagian dari rencana perbaikan industri minyak Nigeria yang telah tertunda selama bertahun-tahun. Langkah ini juga akan mencakup restrukturisasi perusahaan minyak milik negara NNPC.
Mark Ward mengatakan, undang-undang saat ini termasuk kententuan fiskal terlalu keras dan akan menghalangi investasi.
"Ini akan baik untuk memiliki sesuatu (hukum) yang baik yang disahkan sehingga ada kejelasan dan ada kepastian iklim investasi, ketentuan fiskal serta restrukturisasi," kata Ward dalam sebuah pertemuan tokoh-tokoh industri.
"Namun, jika apa yang kita lihat hari ini berlalu tanpa perubahan signifikan, akan menyebabkan justru sebaliknya: investasi akan mengering."
Di New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari bertambah 84 sen menjadi ditutup pada 88,91 dolar AS per barel.
Di pasar London, minyak mentah Brent North Sea untuk kontrak Januari naik 47 sen menjadi menetap di 111,23 dolar AS per barel.
Para pedagang mengatakan, ada sedikit berita untuk menjelaskan harga lebih tinggi, yaitu menguatnya euro mencapai 1,30 dolar, merupakan salah satu kontributor minat beli.
Tetapi, pembicaraan "jurang fiskal" AS, yang bisa menyeret perekonomian terbesar di dunia itu ke dalam resesi pada tahun depan, jika Demokrat dan Republik tidak setuju pada rencana pemotongan defisit, terus membayangi perdagangan.
Para politisi di kedua pihak, Jumat, mengisyaratkan bahwa hal itu tidak akan menjadi sangat baik dalam pembicaraan, satu bulan sebelum batas waktu.
"Harga minyak mentah konsolidasi dalam kisaran baru-baru ini karena sinyal beragam dari AS tentang program jurang fiskal dan ketidakpastian yang sedang berlangsung tentang kondisi ekonomi zona euro," kata analis Sucden Financial Research, Myrto Sokou.
Di Eropa, data resmi yang diterbitkan Jumat menunjukkan pengangguran di zona euro mencapai rekor tertinggi pada Oktober, penyeret lain pertumbuhan di wilayah ini.
Di Lagos, kepala ExxonMobil Nigeria memperingatkan bahwa produksi minyak Nigeria akan turun 40 persen pada 2020 jika negara itu tetap melanjutkan usul kenaikan pajak dan royalti.
Usulan tersebut merupakan bagian dari rencana perbaikan industri minyak Nigeria yang telah tertunda selama bertahun-tahun. Langkah ini juga akan mencakup restrukturisasi perusahaan minyak milik negara NNPC.
Mark Ward mengatakan, undang-undang saat ini termasuk kententuan fiskal terlalu keras dan akan menghalangi investasi.
"Ini akan baik untuk memiliki sesuatu (hukum) yang baik yang disahkan sehingga ada kejelasan dan ada kepastian iklim investasi, ketentuan fiskal serta restrukturisasi," kata Ward dalam sebuah pertemuan tokoh-tokoh industri.
"Namun, jika apa yang kita lihat hari ini berlalu tanpa perubahan signifikan, akan menyebabkan justru sebaliknya: investasi akan mengering."
Posting Komentar